Keuntungan jarak tanam rapat (UHDP) pada budidaya alpukat Miki
Penanaman rapat atau ultra high density plantation (UHDP) pada alpukat Miki belum banyak dilakukan pekebun. Sistem ini banyak diaplikasikan pada budidaya tanaman Mangga, Jambu Mete, Kelengkeng, dan jambu Citra.
Alpukat Miki adalah jenis alpukat mentega unggulan nasional. Karakter buahnya yang sedang dan rasanya yang enak sangat disenangi di kalangan luas. Belum banyak yang secara khusus menekuni budidaya alpukat Miki.
Kondisi tanaman dengan sistem ini sedap dipandang tumbuh berkarakter bonsai berbuah, relatif pendek rata-rata 2 m serta berjarak tanam rapat yang populer dengan sebutan ultra high density planting (UHDP).
Sistem pertanaman itu adalah metode pengelolaan tanaman dengan cara terpadu dengan menggunakan pengaturan jarak tanam rapat dan pembentukan arsitektur tanaman rendah. Tujuannya menggampangkan budidaya tanaman dan pemanenan.
Kesuksesan teknik itu sangat dipengaruhi pada pemangkasan intensif serta modifikasi kanopi agar sebaran dan distribusi cahaya matahari tersalurkan ke semua bagian tanaman.
Dengan begitu jumlah daun tersinari matahari lebih banyak sehingga meningkatkan fotosintesis dan secara tidak langsung memacu produksi per unit area. Itulah salah satu keunggulan UHDP yaitu meningkatkan produksi tanaman lahan.
Kelebihan lain, merekayasa masa persiapan reproduktif (gestation period) serta meningkatkan kualitas dan homegenitas buah (ukuran, bentuk, dan rasa).
Jika ingin mengaplikasikan UHDP pekebun harus melihat beberapa hal seperti kondisi kesuburan tanah dalam menetapkan jumlah populasi tanaman maksimum per hektare demi memperoleh keuntungan per unit area.
Ketersediaan tanaman berkarakter rendah pun salah satu pertimbangan sebelum menerapkan UHDP. Jarak tanam sistem UHDP bervariasi seperti 3 m x 2,5 m; 2,5 m x 2,5 m; dan 3 m x 1 m menyelaraskan dengan kondisi lahan seperti topografi, kesuburan tanah, dan varietas yang ditanam. Oleh karena itu, populasi tanaman lebih dari 1.000 mangga per hektare. Bandingkan dengan penanaman sistem biasa yang hanya berisi 100—150 tanaman/hektare.
Tentu saja peningkatan populasi berpengaruh pada input produksi dan teknik pengelolaannya seperti penggunaan batang bawah atau atas yang berkarakter pendek. Pekebun juga harus melakukan pemangkasan secara intensif meliputi pemangkasan bentuk untuk pembentukan kanopi dan pemangkasan pemeliharaan untuk merangsang fase reproduktif.
Upayakan tinggi tanaman sekitar 2 m dan pastikan pucuk antartanaman tidak bersentuhan. Untuk pemangkasan intensif, tetap mengikuti pola 1-3-9 seperti pada pertanaman konvensional.
Pengelolaan budidaya yang benar meliputi pengairan dengan irigasi tetes dan pemupukan menggunakan sistem fertigasi yang menyesuaikan dengan fase pertumbuhan dan kebutuhan tanaman.
Unsur pendukung lain demi suksesnya teknik UHDP adalah penggunaan bioregulator untuk merangsang pembungaan dan mengurangi terjadinya kerontokan buah (fruit drop). Berdasarkan hasil kunjungan ke kebun-kebun alpukat itu diperlukan biaya tinggi agar penerapan UHDP berhasil dan meningkatkan produktivitas tanaman secara nyata.
Keuntungan jarak tanam rapat (UHDP) pada budidaya alpukat Miki |
Penanaman rapat atau ultra high density plantation (UHDP) pada alpukat Miki belum banyak dilakukan pekebun. Sistem ini banyak diaplikasikan pada budidaya tanaman Mangga, Jambu Mete, Kelengkeng, dan jambu Citra.
Alpukat Miki adalah jenis alpukat mentega unggulan nasional. Karakter buahnya yang sedang dan rasanya yang enak sangat disenangi di kalangan luas. Belum banyak yang secara khusus menekuni budidaya alpukat Miki.
Meningkatkan populasi sampai 10 kali lipat
Di blog ini, kami menulis jarak tanam ideal penanaman alpukat Miki adalah 7X7 sampai 10X10. Jarak tanam tersebut kalau dihitung populasi tidak akan mencapai 100 poho per hektar. Tapi kalau dengan pola tanam rapat misalnya 2.5X2.5 maka anda sudah mendapatkan populasi sebanyak 1.500 – 1.600 pohon.Coba cara lain : Alpukat Miki Tumpangsari dengan sayuran daun menambah penghasilan dan menutup biaya operasionalPeningkatan populasi diyakini akan meningkatkan hasil 100 % dibandingkan metode awal. Tentu saja ke depan mesti kita bahas faktor penunjang keberhasilan sistem UHDP ini pada alpukat Miki.
Mudah saat pemeliharaan dan pemanenan
UHDP ini mensyaraktkan adanya pemangkasan rutin. Ini dimaksudan agar postur tubuh pohon alpukat Miki seragam, rendah, dan indah. Keuntungannya tentu saat memelihara alpukat Miki akan sangat mudah baik dalam hal pengendalian hama dan penyakit, pengendalian serangan lalat buah, seleksi buah, pembungkusan buah, dan pemanenan.Kondisi tanaman dengan sistem ini sedap dipandang tumbuh berkarakter bonsai berbuah, relatif pendek rata-rata 2 m serta berjarak tanam rapat yang populer dengan sebutan ultra high density planting (UHDP).
Sistem pertanaman itu adalah metode pengelolaan tanaman dengan cara terpadu dengan menggunakan pengaturan jarak tanam rapat dan pembentukan arsitektur tanaman rendah. Tujuannya menggampangkan budidaya tanaman dan pemanenan.
Kesuksesan teknik itu sangat dipengaruhi pada pemangkasan intensif serta modifikasi kanopi agar sebaran dan distribusi cahaya matahari tersalurkan ke semua bagian tanaman.
Dengan begitu jumlah daun tersinari matahari lebih banyak sehingga meningkatkan fotosintesis dan secara tidak langsung memacu produksi per unit area. Itulah salah satu keunggulan UHDP yaitu meningkatkan produksi tanaman lahan.
Kelebihan lain, merekayasa masa persiapan reproduktif (gestation period) serta meningkatkan kualitas dan homegenitas buah (ukuran, bentuk, dan rasa).
Jika ingin mengaplikasikan UHDP pekebun harus melihat beberapa hal seperti kondisi kesuburan tanah dalam menetapkan jumlah populasi tanaman maksimum per hektare demi memperoleh keuntungan per unit area.
Ketersediaan tanaman berkarakter rendah pun salah satu pertimbangan sebelum menerapkan UHDP. Jarak tanam sistem UHDP bervariasi seperti 3 m x 2,5 m; 2,5 m x 2,5 m; dan 3 m x 1 m menyelaraskan dengan kondisi lahan seperti topografi, kesuburan tanah, dan varietas yang ditanam. Oleh karena itu, populasi tanaman lebih dari 1.000 mangga per hektare. Bandingkan dengan penanaman sistem biasa yang hanya berisi 100—150 tanaman/hektare.
Tentu saja peningkatan populasi berpengaruh pada input produksi dan teknik pengelolaannya seperti penggunaan batang bawah atau atas yang berkarakter pendek. Pekebun juga harus melakukan pemangkasan secara intensif meliputi pemangkasan bentuk untuk pembentukan kanopi dan pemangkasan pemeliharaan untuk merangsang fase reproduktif.
Upayakan tinggi tanaman sekitar 2 m dan pastikan pucuk antartanaman tidak bersentuhan. Untuk pemangkasan intensif, tetap mengikuti pola 1-3-9 seperti pada pertanaman konvensional.
Pengelolaan budidaya yang benar meliputi pengairan dengan irigasi tetes dan pemupukan menggunakan sistem fertigasi yang menyesuaikan dengan fase pertumbuhan dan kebutuhan tanaman.
Unsur pendukung lain demi suksesnya teknik UHDP adalah penggunaan bioregulator untuk merangsang pembungaan dan mengurangi terjadinya kerontokan buah (fruit drop). Berdasarkan hasil kunjungan ke kebun-kebun alpukat itu diperlukan biaya tinggi agar penerapan UHDP berhasil dan meningkatkan produktivitas tanaman secara nyata.