Alpukat adalah salah satu komoditi yang sedang meningkat pamornya. Lebih-lebih saat pandemi Covid-19 melanda dunia maka masyarakat lebih banyak di rumah atau mencari kesibukan di kebun depan rumah atau di alam bebas.
Semakin digemarinya alpukat sebagai buah yang kaya manfaat dan bernilai tinggi maka mulailah masyarakat menanam Alpukat ini baik di pekarangan rumah dengan grounding atau tabulampot.
Bahkan sudah banyak yang menanam Alpukat skala industri dengan luasan lahan puluhan babkan ratusan hektar. Saat tulisan ini kami luncurkan sudah ada 2 hektar di Ciamis yang akan ditanami Alpukat Pluwang atau biasa terkenal dengan Alpukat Pangeran.
Menjawab Kekhawatiran
Namun dibalik manisnya keuntungan dari menanam dan bernisnis Alpukat ada kekhawatiran yang masih selalu tampil ke permukaan.
Sekarang semua orang gandrung Alpukat dan senang menanam Alpukqt hingga ratusan hektar. Bila menanam serempak dapat dipastikan 3 atau 4 tabun ke depan pasti hasil panen melimpah.
Implikasinya adalah harga akan anjlok karena pasar sudah penuh.
Kekhawatiran ini tentu ada dan layak diperhitungkan.
Namun menurut para ahli bisnis yang kami baca ada sejumlah hal yang diawal sekali sebelum menanam harus dipikirkan.
Pertama Alpukat anda nanti akan dijual ke mana dan kepada siapa. Bila kepada orang-orang kaya yang banyak uang maka pilihlah Alpukat yang premium dari segi rasa dan aspek lainnya.
Bila anda akan menyasar kelas menengah maka pilihlah Alpukat yang 4 sampai 5 dalam satu kilogram dengan rentang harga belasan ribu atau puluhan ribu ruliah saja.
Bila anda menyasar kebutuhan industri makanan dan minuman atau industri kecantikan maka anda pilih yang jumbo.
Dari semua itu lalu anda mezti menyaring varietas Alpukat yang paling unggul. Karena pada akhirnya konsumen akan memilih yang paling unggul.
Kemudaian keberlimpahan alpukat di pasaran nantinya pasti akan mempengaruhi harga dan ini sudah hukum ekonomi. Bagus bila lebih murah agar masyarakat yang kurang mampu jadi bisa membeli.
Bila harganya murah nanti oetani rugi?
Ruginya di mana? Bukankah menanm Alpukat itu anda tidak terlalu capek. Bahkan anda bisa mengerjakan pekerjaan lain.
Begini saja bila ada penurunan laba saat menjual karena harga murah namun dengan biaya berkebin yang ringan pastinya anda masih bisa menabung untuk membeli tanah dan nenambah pohon alpukat anda.
Di sini sebagai oetani anda adalah pengelolal bisnis yang harus pandai memutar uang. Salah satunya untuk knvestasi dan saving itu harus ada selain juga shopping.
Alpukat itu, ini menurut ahli bisnis, meskioun harganya jatuh hingga Rp 7.000 per kg anda masoh bisa untung. Karena per pohon dalam usia 5 tahun ini bisa menghasilka 100 kg. Berarti Per pohon anda bisa mebdapatkan uang Rp 700.000. Itu sudah banyak karena anda mengurusnya dengan santai.
Selanjutnya penting juga disampaikan bahwa Alpukat itu tidak hanya alpukat untuk konsumsi saja secara langsung, namun bisa diolah hingga menjadi makanan,minuman, atau produk bernilai tinggi.
Jangan bicara yang jauh-jauh dulu soal teknologi. Begini saja, penjual alpukat kocok daro satu biji alpukat wina bisa jadi berapa gelas?
Dari 1 buah bisa jadi 10 gelas dengan harga 20.000 per gelas. Modalnya hanya 60 ribu untungnya 140.000. Di sinilah dituntut kreatifitas dari kita. Makanya mari para pekebun menambah ilmu bydidaya, prakarya, pengolahan, pemasaran dan bisnis.