Berkebun Durian Menjadi Pilihan Banyak Para Pesohor, Simak Alasannya

Buah durian yang bertekstur lembut dan bercitarasa lezat memiliki penggemarnya tersendiri. Setiap tahunnya penjualan durian sangatlah besar, baik itu di pasar lokal ataupun ekspor ke mancanegara. Hal ini membuat semakin banyak orang ingin budidaya durian sendiri. Entah itu hanya untuk keperluan konsumsi bersama keluarga, sampai dijadikan bisnis yang menguntungkan. 


Pada kesempatan ini saya ingin membahas bagaimana cara budidaya durian agar cepat berbuah dan hasil panennya maksimal. Selain itu, ada pula kisah sukses budidaya durian dan prospek bisnis durian. Sehingga, Anda bisa memutuskan dengan lebih matang apakah ingin menanam durian atau tidak. 


Tanpa perlu banyak basa-basi, silahkan disimak penjelasan selengkapnya berikut. 




Cara Budidaya Durian Agar Cepat Berbuah

Buah durian memiliki banyak sekali jenisnya, seperti durian musang king, durian bawor, durian montong, durian merah dan lain-lain. Namun pada dasarnya, cara budidaya durian hampir sama. Mungkin yang membedakan hanyalah masa panen dan bibitnya saja. 


Nah, contoh kali ini kita menggunakan durian montong. Silahkan ikuti langkah-langkah berikut:

1. Pilih Benih yang Berkualitas

Langkah awal yang perlu Anda lakukan adalah menyiapkan benih durian. Anda bisa membeli bibit durian montong di toko pertanian atau memakai biji langsung. Biji dikatakan layak tanam ketika permukaan kulitnya halus dan tidak cacat. 

2. Proses Pembenihan Durian Montong

Setelah benih durian sudah siap, sekarang masuk ke tahap selanjutnya yaitu pembenihan. Pembenihan biji durian dilakukan dengan merendamnya ke dalam baskom. Pastikan seluruh biji durian terendam seluruhnya, kemudian buang yang terapung. 


Tunggu sampai biji durian muncul akar dan tunas.   

3. Memilih Lokasi Taman

Cara budidaya durian agar cepat berbuah selanjutnya adalah menentukan lokasi taman. Sangat dianjurkan agar memilih lokasi tanam luas, semisal pekarangan. Pasalnya, pohon durian cenderung kokoh dan besar, sehingga kurang tepat ditanam didekat rumah. Belum lagi akar yang bisa menjalan dan merusak pondasi rumah Anda. 


Perhatikan pula jarak tanam antara pohon durian satu dengan lainnya. Setidaknya membutuhkan beberapa meter agar bisa tumbuh secara maksimal. 


Pohon durian tumbuh baik di lahan bersuhu 24-30 derajat celcius, pada ketinggian 50-1000 mdpl. Tiga jenis tanah yang paling cocok untuk budidaya buah durian seperti tanah Andosol, Podsolik, dan Latosol. pH tanah sebaiknya berada di tingkat 6-7. Curah hujan tidak boleh terlalu kering dan deras.

4. Menyiapkan Lahan Tanam 

Lokasi sudah ditentukan, sekarang menyiapkannya agar siap ditanami bibit durian dan membantu memaksimalkan pertumbuhannya:


  • Siapkan pupuk kompos atau pupuk kandang
  • Gemburkan lahan tanam dengan cangkul
  • Sesudah tanah digemburkan, campurkan pupuk dan sekam. Perbandingannya adalah 2:1
  • Cek kelembapan tanah, siram dengan air secukupnya apabila terlalu kering
  • Proses mempersiapkan lahan ini dilakukan 2 minggu sebelum penanaman bibit durian
  • Setiap minggunya, siram 2x sehari dan pupuk 1x


Jika sudah siap, buatlah lubang tanam sesuai ukuran bibit durian. Pastikan bibit durian yang hendak ditanam berakar dan berbatang kokoh, sekaligus tunas sehat. 


Masukkan bibit ke lubang tanam, timbun menggunakan campuran pupuk dan tanah. Selanjutnya tutup dengan campuran sekam dan pupuk kandang, padatkan. Terakhir, siram tanah dengan air secukupnya.  

5. Merawat Pohon Durian

Sebenarnya perawatan durian sama seperti pohon pada umumnya, semisal mangga dan kelengkeng. Anda perlu memupuk secara teratur 2 minggu sekali, kemudian menyiram 2x sehari. Selalu perhatikan agar terhindar dari penyakit dan hama tanaman. Gunakan pestisida sebagai pencegahan. 

6. Penyiangan

Penyiangan sebaiknya dilakukan sebelum pemupukan, segera singkirkan rumput liar yang memenuhi di sekitar lahan tanam. 

7. Panen Durian Montong

Anda bisa mulai memanen durian montong sekitar 4-5 tahun sesudah masa tanam. Gunakan rafia sebagai pengikat buah-buah matang ke batang pohon, sebelum akhirnya dipanen. Durian siap panen ketika warnanya mulai agak kekuningan dan beraroma menyengat. 

Kisah Sukses Budidaya Buah Durian Petani di Bali

Petani itu bernama Ketut Martin, seorang pemuda asal Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Setelah lulus SMP, Ketut Martin tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya karena keterbatasan biaya. 


Sebelum memutuskan budidaya durian, Ketut Martin sempat merantau ke Kota Denpasar dan menjalani berbagai macam pekerjaan. Pada saat itu gajinya memang cukup besar, akan tetapi tidak membuat pemuda kelahiran 30 April 1991 ini merasa nyaman. 


Menyadari bekerja di kota besar tidak lantas mengubah kehidupannya, akhirnya membuat Ketut Martin memutuskan untuk kembali ke kampung halaman. Berlatar belakang anak seorang petani tradisional, keluarganya memiliki lahan hampir mencapai 1 hektar.


Di Desa Padang Bulia, Ketut Martin membantu sang ayah mengelola lahan dengan menanam padi. Meskipun penghasilannya sebagai petani tidak menentu, akan tetapi Ketut Martin mengaku merasa senang. Setengah dari lahan yang dimilikinya ditanami pohon Durian. 


Di awal-awal budidaya pohon durian, Ketut menjelaskan apabila hasil panen tidak sesuai harapan. Bahkan kuantitas dan kualitas durian yang dihasilkan selalu menurun dari waktu ke waktu. Permasalahan yang sering dihadapinya adalah buah rontok sebelum masak dan sering terjadi busuk batang. 


Sampai suatu ketika Ketut dibantu oleh Staf Penjualan PT Petrokimia Gresik, Pak Gusti Susila. Ia merekomendasikan produk yang sebaiknya digunakan untuk membantu menyuburkan tanaman, sekaligus mendampingi terjadinya serangan hama dan penyakit. 


Sesudah 6 bulan, Ketut Martin mendapatkan hasil yang lebih memuaskan daripada panen-panen sebelumnya. Daging buah durian semakin tebal, citarasnya bertambah manis, ukuran lebih besar dan jumlahnya lebih banyak. 


Satu pohon durian mampu menghasilkan hingga 20 buah dengan bobot rata-rata 7 KG per biji. Ini tentu membantu meningkatkan nilai jual dan pendapatan Ketut. Selain melayani konsumen di Kabupaten Buleleng dan sekitarnya, durian Ketut juga dikirim ke Surabaya dan Jakarta. 


Sekarang ia memutuskan untuk sepenuhnya budidaya durian. Bahkan Ia menyewa lahan milik tetangganya dan ditanami pohon durian. Hasil keuntungan yang diperoleh Ketut digunakan untuk menambah modal, membeli mobil bak terbuka dan membangun rumah. Tentu dengan pendapatan yang lumayan besar setiap musim panen tiba. 


Harapan Ketut kedepannya adalah bisa memperbanyak lahan yang ditanami pohon durian dan memperluas pemasaran di berbagai kota di Indonesia.  

Prospek Bisnis Durian 

Kita asumsikan Anda menam bibit durian montong di lahan 10 x 10 meter per pohon. Analasinya sebagai berikut:


  • 1 bibit durian montong : Rp. 150.000
  • Pupuk organik padat 100kg : Rp. 150.000
  • Fungsida 1 paket : Rp. 50.000
  • Insektisida 1 paket : Rp. 50.000
  • Paket Pupuk Cair : Rp. 150.000
  • Pupuk NPK 5 KG : Rp. 62.500
  • 1 paket alat : Rp. 50.000
  • 36 ongkos kerja : Rp. 1.800.000
  • Lain-lain : Rp. 200.000


Total biaya: Rp. 2.662.500


Setelah 3 tahun perawatan, pohon durian sudah mulai belajar berbuah. Ia akan menghasilkan setidaknya 10 butir per pohon per tahun, sampai 6 tahun perawatan. Harga jual paling rendah Rp. 100.000, sehingga hasilnya Rp. 2.000.0000 per tahun.


Pada tahun ke-7-10 tahun perawatan, hasilnya menjadi 15 butir per pohon. Estimasi harga jual terendah untuk buah durian montong diusia ini adalah Rp. 250.000 per butir. Hasilnya menjadi Rp. 3.750.000 per tahun. 


Ketika sudah memasuki usia 11 tahun perawatan, ia mampu menghasilkan 25 butir per pohon. Estimasi harga jual terendah untuk buah durian montong diusia ini adalah Rp. 300.000 per butir. Sehingga menjadi Rp. 7.500.000 per tahun. 


Di 3-6 tahun pertama, biaya perawatan mencapai Rp. 2.662.500. Namun setelah itu hanya Rp. 1.000.000 per tahun. 

Pendapatan:

Tahun ke 4-6, Rp. 2.000.000 - Rp. 2.662.500 = -Rp. 662.500 (per tahun)

Tahun ke 7-10, Rp. 3.750.000 - Rp. 1.000.000 = Rp. 2.750.000 (per tahun)


Tahun ke 11 dan seterusnya, Rp. 7.500.000 - Rp. 1.000.000 = Rp. 6.500.000 (per tahun)

LihatTutupKomentar