Alpukat Miki adalah varietas alpukat yang tidak disenangi ulat. Hampir kebanyaka orang sangat tidak suka menanm alpukat itu karena banyak ulat, katanya. Memang demikian alpukat ini. Namun beda kondisinya dengan alpukat Miki.
Alpukat Miki justru berbanding terbali. Tidak ada pohon alpukat Miki sampai gundul daunnya karena di makan ulat. Ulat tidak suka dengan Miki. Maka bagi anda yang ingin naik haji berkali-kali dan berzakat milyaran ada baiknya mencoba menanam alpukat Miki.
namun demikian anda harus mengenali hama dan penyakit yang biasa ada pada alpukat. Berikut penjelasannya.
Awas terlewat artikel ini: Jangan dulu mencabut pohon alpukat anda, topworking saja dengan alpukat Miki
Patogen organisme pengganggu tanaman (OPT) umum ditemukan menjadi patogen baik serangga maupun tungau, sehingga pada serangan yang parah alternatif pemakaian musuh alami berupa patogennya dapat dipertimbangkan sebelum menggunakan pestisida.
Pemilihan bahan kimia yang digunakan sebaiknya memakai bahan aktif yang selektif. Hama yang sering menggaggu tanaman Alpukat Miki adalah ulat kenari atau sering disebut sebagai ulat kipat ( C ric ula t rif e n e s t r a t a HELF.), termasuk ke dalam ordo LEPIDOPTERA.
Ulat ini termasuk hama yang spesifik pada tanaman Alpukat, karena sering ditemukan pada setiap pertanaman Alpukat. Aktivitas ulat ini menjadikannya sebagai OPT atau hama. Ulat ini menyerang daun tua. Pada serangan yang hebat sering menyebabkan tanaman menjadi botak dan terlihat kepompong bergelantungan.
Penanggulangan terhadap hama ulat kenari pada saat ini masih tergantung pada berbagai musuh alaminya yang spesifik maupun polifag, mulai dari stadia telur, larva, pupa maupun serangga dewasanya yaitu kupu-kupu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida yang berbahan aktif monokrotofos atau sipermetein dengan dosis anjuran yang tertulis pada label kemasannya.
Penanganan ulat ini sebaiknya dengan memakai musuh alami berupa pathogen dari kelompok cendawan seperti cendawan Metarhizium spp. dan Beauvaria spp. Cara pengendalian yang lain dengan memakai insektisida Orthene 75 SP dengan takaran 0,5-0,8 g/liter air dan Diazinon 60 EC dengan takaran 1-2 cc/liter air atau diberi Furadan 3G dengan memberikannya ke dalam tanah dengan takaran 30 butir/lubang tanam.
Penanganan juga dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami seperti cendawan seperti Metarhizium spp. dan Beauvaria spp. Pengendalian secara kimiawi dengan menyemprot akarisida Kelthan MF yang berbahan aktif dikofoldan dengan dosis 0,6-1 liter/ha.
Pengendalian hama ini dilakukan dengan penyemprotan insektisida sistemik berbahan aktif asefat atau diazinon yang terkandung dalam Orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8 g/liter dan Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter secara teratur pada saat tanaman sedang flush. Selain itu bisa juga dilakukan dengan pemangkasan pada cabang atau ranting yang terserang dan dibakar sehingga tidak menyebar ke tanaman lain.
Pengendalian hama ini dengan umpan minyak citronella atau umpan protein malation. Pengendalian kimiawi dengan penyemprotan insektisida Hostathion 40 EC yang berbahan aktif triazofos dengan dosis 2 cc/liter. Tindakan yang paling hebat adalah memusnahkan semua buah yang terserang atau membalik tanah supaya larva terkena sinar matahari dan mati.
Alpukat Miki justru berbanding terbali. Tidak ada pohon alpukat Miki sampai gundul daunnya karena di makan ulat. Ulat tidak suka dengan Miki. Maka bagi anda yang ingin naik haji berkali-kali dan berzakat milyaran ada baiknya mencoba menanam alpukat Miki.
namun demikian anda harus mengenali hama dan penyakit yang biasa ada pada alpukat. Berikut penjelasannya.
Awas terlewat artikel ini: Jangan dulu mencabut pohon alpukat anda, topworking saja dengan alpukat Miki
alpukat Miki tanpa ulat |
Ulat kipat ( Cricula trifenestrata HELF.)
Dalam mengatasi hama tanaman Alpukat Miki yang paling baik dititik beratkan pada pemakaian musuh alaminya, terutama berbagai cendawan patogen hama seperti Metarhizium spp. dan Beauvaria spp.Patogen organisme pengganggu tanaman (OPT) umum ditemukan menjadi patogen baik serangga maupun tungau, sehingga pada serangan yang parah alternatif pemakaian musuh alami berupa patogennya dapat dipertimbangkan sebelum menggunakan pestisida.
Pemilihan bahan kimia yang digunakan sebaiknya memakai bahan aktif yang selektif. Hama yang sering menggaggu tanaman Alpukat Miki adalah ulat kenari atau sering disebut sebagai ulat kipat ( C ric ula t rif e n e s t r a t a HELF.), termasuk ke dalam ordo LEPIDOPTERA.
Ulat ini termasuk hama yang spesifik pada tanaman Alpukat, karena sering ditemukan pada setiap pertanaman Alpukat. Aktivitas ulat ini menjadikannya sebagai OPT atau hama. Ulat ini menyerang daun tua. Pada serangan yang hebat sering menyebabkan tanaman menjadi botak dan terlihat kepompong bergelantungan.
Penanggulangan terhadap hama ulat kenari pada saat ini masih tergantung pada berbagai musuh alaminya yang spesifik maupun polifag, mulai dari stadia telur, larva, pupa maupun serangga dewasanya yaitu kupu-kupu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida yang berbahan aktif monokrotofos atau sipermetein dengan dosis anjuran yang tertulis pada label kemasannya.
Ulat peliang/penggulung daun
Hama lainnya yang menyerang tanaman Alpukat Miki adalah ulat peliang ranting dan daun. Ulat yang kehidupannya di dalam ranting disebut ulat peliang ranting dan ulat yang menyerang saat tanaman sedang trubus atau tanaman bertunas disebut ulat peliang daun.Penanganan ulat ini sebaiknya dengan memakai musuh alami berupa pathogen dari kelompok cendawan seperti cendawan Metarhizium spp. dan Beauvaria spp. Cara pengendalian yang lain dengan memakai insektisida Orthene 75 SP dengan takaran 0,5-0,8 g/liter air dan Diazinon 60 EC dengan takaran 1-2 cc/liter air atau diberi Furadan 3G dengan memberikannya ke dalam tanah dengan takaran 30 butir/lubang tanam.
Aphids ( Aphids gossypii Glov.)
Berbagai spesies aphids, baik aphids coklat maupun aphids hijau sering ada juga pada pertanaman Alpukat Miki. Gejala yang ditimbulkan menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. Pada serangan hebat tanaman akan pendek dan terpilin. Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida Orthene 75 SP dengan takaran 0,5-0,8 g/liter atau Roxion 2cc/liter air.Tungau merah ( Tetranychus cinnabarinus Boisd)
Gejala yang diakibatkan oleh hama ini adalah permukaan daun berbintik-bintik kuning yang kemudian akan berubah menjadi merah tua seperti karat. Di bawah permukaan daun terlihat anyaman benang halus. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun menjadi layu dan rontok.Penanganan juga dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami seperti cendawan seperti Metarhizium spp. dan Beauvaria spp. Pengendalian secara kimiawi dengan menyemprot akarisida Kelthan MF yang berbahan aktif dikofoldan dengan dosis 0,6-1 liter/ha.
Kumbang bubuk cabang/ranting ( Xyleborus coffeae Wurth.)
Tanda-tanda yang ditimbulkan oleh hama ini adalah adanya lubang yang menyerupai terowongan sehingga makanan tidak dapat tersalurkan ke daun, kemudian daun layu, kering dan akhirnya mati.Pengendalian hama ini dilakukan dengan penyemprotan insektisida sistemik berbahan aktif asefat atau diazinon yang terkandung dalam Orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8 g/liter dan Diazinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter secara teratur pada saat tanaman sedang flush. Selain itu bisa juga dilakukan dengan pemangkasan pada cabang atau ranting yang terserang dan dibakar sehingga tidak menyebar ke tanaman lain.
Lalat buah ( Dacus dorsalis Hend .)
Hama ini suka menyerang buah, yang ditandai dengan bintik hitam atau benjolan pada permukaan buah, yang merupakan suntikan hama sekaligus tempat untuk meletakkan telur. Bagian buah berlubang dan busuk.Pengendalian hama ini dengan umpan minyak citronella atau umpan protein malation. Pengendalian kimiawi dengan penyemprotan insektisida Hostathion 40 EC yang berbahan aktif triazofos dengan dosis 2 cc/liter. Tindakan yang paling hebat adalah memusnahkan semua buah yang terserang atau membalik tanah supaya larva terkena sinar matahari dan mati.